Tingkatkan Pengetahuan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme, FISIPOL UKI Kerja Sama dengan NCTN Finlandia

Jakarta- Universitas Kristen Indonesia (UKI) melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding dengan Nordic Counter-Terrorism Network (NCTN), Finlandia. 

Dalam kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan Memorandum of Agreement dan Implementation Arrangement antara FISIPOL UKI dengan NCTN Finlandia. 

Perjanjian kerja sama ditandatangani langsung oleh Dekan FISIPOL UKI, Dr. Verdinand Robertua, M.Soc. Sc dan Direktur NCTN, Andrin Raj IACSP CTS, CTHRDF. 

Mewakili Rektor UKI, Kepala Kantor Urusan Internasional UKI, Asri Purnamasari, S.Pd., M.Ed. in TESOL, menyambut kehadiran Direktur NCTN Finlandia, untuk berkolaborasi dalam tri dharma perguruan tinggi. “UKI terbuka memperluas kerja sama dengan organisasi internasional. Melalui kegiatan ini diharapkan adanya kolaborasi dalam penyelenggaraan workshop, seminar dan penelitian untuk meningkatkan kualitas di kedua institusi,” ujar Asri Purnamasari.

Sebagai salah satu implementasi kerja sama ini, Center for Security and Foreign Affairs Studies (CESFAS) FISIPOL UKI berkolaborasi dengan NCTN Finlandia melaksanakan seminar “Extremism and Terrorism in Russia & Indonesia”, pada tanggal 28 Maret 2023 di Ruang Video Conference UKI Cawang. 

Direktur CESFAS FISIPOL UKI, Angel Damayanti, S.P., M.Si., M.Sc., Ph.D  menjelaskan bahwa CESFAS didirikan pada tahun 2010 sebagai pusat studi pengembangan kajian dan kegiatan ilmiah lainnya dalam lingkup keamanan internasional dan dinamika hubungan internasional kontemporer. 

“CESFAS berfokus pada studi strategis dan keamanan serta kebijakan luar negeri di dalam negeri dan internasional. Seminar hari ini adalah salah satunya. Topik ini kami pilih karena Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menkopolhukam Mahfud MD menegaskan bahwa terorisme dan radikalisme masih menjadi ancaman serius di Asia Tenggara,” tutur Dosen Prodi Hubungan Internasional FISIPOL UKI ini.

Menurut Angel, Extremisme di Rusia juga meningkat setelah Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sekitar satu tahun. Kelompok ekstremisme di Rusia dianggap sebagai milisi ekstremis oleh pemerintah Rusia yang mendukung Ukraina dan menyerang beberapa wilayah perbatasan Rusia-Ukraina.

“Isu radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dan Rusia penting untuk dipahami, terutama oleh para sarjana politik dan Hubungan Internasional, sehingga kita dapat meminimalkan atau bahkan mencegah dampak negatif radikalisme, ekstremisme, dan terorisme secara nasional dan internasional,” ujar Angel Damayanti menjelaskan.

Turut hadir dalam seminar ini sebagai narasumber ialah Andrin Raj IACSP CTS, CTHRDF (Direktur Nordic Counter – Terrorism Network), Dr. Sri Yunanto, M.Si (staf ahli Dewan Pertimbangan Presiden dan Peneliti Senior CESFAS), Dr. Suzie Sudarman, M.A., (Direktur Kajian Wilayah Amerika, Universitas Indonesia), serta moderator Ruth Simatupang, S.H., M.H. (Dosen Prodi HI FISIPOL UKI).
 

Share this Post

ID | EN